JARINGAN PENUNJANG (MEKANIK)
Bila kita perhatikan pada pohon berbatang besar dan tinggi yang ada di lingkungan sekitar, misal pohon mangga, nangka,dan sebagainya. Walaupun angin menerpa, batang pohon tersebut tetap berdiri tegak. Pada saat musim kemarau, pohon-pohon tersebut juga masih bisa berdiri dengan tegak dan kuat walaupun saat itu kandungan air berkurang. Hal tersebut disebabkan karena pada jtumbuhan terdapat jaringan penunjang (mekanik).
Jaringan mekanik berfungsi untuk kekuatan pada tumbuhan tingkat tinggi. Pada tumbuhan tingkat tinggi yang berbatang besar dan tinggi pengaruh kekurangan kandungan air pada sel-selnya dapat diatasi dengan adanya jaringan mekanik ini, sehingga tumbuhan tetap tegak tanpa mengalami kelayuan, bahkan pada batang yang berbatang kecil pun tidak layu karena adanya jaringan mekanik ini. Pada tumbuhan tingkat rendah yang belum terdapat jaringan mekanik, maka sebagai penguat tubuhnya adalah tekanan turgor atau tekanan dinding selnya.
Sesuai dengan fungsinya sebagai penguat tubuh tumbuhan, maka jaringan mekanik ini memiliki dinding sel yang tebal, mengandung lignin, dan zat-zat lainnya yang memiliki sifat keras pada dinding sel. Jaringan mekanik dibedakan menjadi dua, taitu sebagai berikut.
A. Kolenkim
Jaringan kolenkim terjadi dari prokambium. Jaringan ini terdapat pada organ tumbuhan yang masih aktif mengadakan pertumbuhan dan perkembangan. Keadaan selnya tidak memiliki lignin dan tersusun atas satu macam sel yang mengandung kloroplas, sehingga kolenkim bisa berfungsi untuk fotosintesis. Bila sel ini dilihat dengan mikroskop, terlihat bahwa dinding selnya jernih, putih, dan mengkilap.
Jaringan kolenkim terdapat pada organ tumbuhan, terutama pada golongan dikotil yaitu pada bagian daun, batang dan bunga. Jarang terdapat pada bagian akar yang berada dalam tanah. Hanya kadang-kadang tumbuhan yang akarnya menjulang di atas tanah didapati jaringan kolenkim. Pada beberapa golongan tumbuhan monokotil, jaringan kolenkim tidak terdapat pada jaringan batang maupun daunnya, hal ini disebabkan karena yang berkembang lebih dahulu adalah jaringan mekanik yang berupa jaringan sklerenkim. Letak jaringan yaitu pada jaringan perifer, tepat di bawah epidermis daun dan batang.
Bentuk jaringan kolenkim ada yang panjang dan juga ada yang pendek. Sel yang pendek berbentuk seperti prisma, sedangkan yang panjang bentuknya hampir mirip dengan serat-serat dengan ukuran + 2 mm. Dinding sel kolenkim mengalami penebalan-penebalansetempat berupa zat peptin. Berdasarkan letak penebalannya, kolenkim dibedakan menjadi 4, yaitu :
- Kolenkim sudut (angular), penebalan berlangsung pada bagian-bagian sudutnya, dan memanjang mengikuti sumbu sel. Contohnya pada tangkai daun Vitis sp, Begonia sp, Solanum tuberosum.
- Kolenkim papan (lamellar), penebalan terjadi pada dinding sel yang tangensial (sejajar permukaan organ), sehingga pada irisan melintang terlihat eperti papan yang berderet-deret. Contohnya pada korteks batang Sambucus javanica.
- Kolenkim tubular (lakuna), terdapat pada kolenkim yang mempunyai ruang-ruang antarsel dan penebalan-penebalannya terjadi pada permukaan ruang-ruang antara sel tersebut. Contohnya pada tangkai daun Salvina, Malva, dan Altheae.
- Kolenkim tipe cincin. Pada penampang lintang lumen sel berbentuk lingkaran. Pada waktu menjelang dewasa terlihat bahwa karena pada tipe sudut penebalan bersambungan pada dinding sel, maka lumen tidak menyudut lagi.
B. Slerenkim
Jaringan sklerenkim merupakan jaringan mekanik yang hanya terdapat pada organ tumbuhan yang tidak lagi mengadakan pertumbuhan dan perkembangan atau organ tumbuhan yang telah tetap. Sklerenkim berfungsi untuk menghadapi segala tekanan sehingga dapat melindungi jaringan-jaringan yang lebih lemah. Sklerenkim tidak mengandung protoplas, sehingga sel-selnya telah mati. Dinding selnya tebal karena berlangsung penebalan sekunder sebelumnya yang terdiri atas zat lignin. Jaringan sklerenkim dibedakan menjadi dua, yaitu :
1. Serat-serat sklerenkim (fibers)
Serat-serat sklerenkim terdiri atas sel-sel yang berukuran panjang + 2 mm dan samping yang ujungnya runcing. Serat-serat sklerenkim merupakan sel-sel yang sudah mati. Dinding selnya mengalami penebalan dari zat kayu dan mengandung lamela-lamela selulosa sehingga lumen selnya sempit. Serat ini berbentuk poligon, yaitu segi lima atau segi enam. Noktah-noktahnya sempit, yang yang berbentuk bagai saluran-saluran sempit miring. Serat-serat sklerenkim pada tumbuh-tumbuhan berbentuk bersamaan dengan saat-saat terhentinya pertumbuhan organ-organ pada tumbuhan.
Serat-serat sklerenkim terdapat dalam bentuk untaian yang terpisah-pisah atau dalam bentuk lingkaran di dalam korteks dan floem, dalam kelompok-kelompok yang tersebar dalam xilem dan floem. Pada Gramieae, serat-serat sklerenkim tersusun dalam suatu sistem berbentuk lingkaran berlekuk-lekuk yang dihubungkan dengan epidermis. Ada dua macam jenis serat sklerenkim yaitu :
- Serat di luar xilem (Extraxilari). Serat extraxilari ada yang berlignin dan ada pula yang tidak. Serat ini dapat digunakan untuk membuat tali, karung goni, dan bahan dasar tekstil untuk pakaian.
- Serat xilem (Xilari). Jenis serat ini merupakan komponen utama kayu karena dindingnya mengandung lignin yang menyebabkan dindingnya keras dan kaku.
2. Sel-sel batu (sklereid)
Sklereid terdapat pada bagian tumbuhan, antara lain di dalam korteks, floem, buah, dan biji. Dinding sklereid tersusun atas selulosa yang mengandung zat lignin yang tebal dan keras. Pada beberapa tumbuhan, terkadang ditemukan pula zat suberin dan kutin. Sel-selnya mempunyai noktah yang sempit dan celahnya bundar, membentuk saluran yang disebut saluran noktah. Lumen sel sangat sempit karena adanya penebalan-penebalan dinding sel.
Sklereid mungkin bisa dijumpai dalam bentuk tunggal atau kelompok kecil diantara sel-sel, misalnya butiran seperti pasir pada daging buah jambu biji atau suatu masa sinambung seperti pada tempurung kelapa yang keras.
Komentar
Posting Komentar